berbagi informasi sekitar berita, tips, olahraga, Software, hobby, pendidikan, hiburan dll
Rabu, 11 Desember 2013
Nasrudin dan Tiga Orang Bijak
Label:
Pendidikan
Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang orang desa ini menyodorkan Nasrudin sebagai wakil orang orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang orang desa menonton mereka bicara.
Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, "Di mana sebenarnya pusat bumi ini?"
Nasrudin menjawab, "Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara."
"Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?" tanya orang bijak pertama tadi.
"Kalau tidak percaya," jawab Nasrudin, "Ukur saja sendiri."
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. "Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?"
Nasrudin menjawab, "Bintang bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini."
"Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?"
Nasrudin menjawab, "Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya."
"Itu sih bicara goblok goblokan," tanya orang bijak kedua, "Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai."
Nasrudin pun menjawab, "Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?"
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, "Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu." "Saya tahu jumlahnya," jawab Nasrudin, "Jumlah bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara."
"Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?" tanyanya lagi. "Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru."
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut.
sumber : Nomer 1
Selasa, 26 November 2013
Tiga Pintu Kebijaksanaan
Label:
kisah inspiratif
Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yg pemberani, terampil dan pintar. Untuk
menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana.
"Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku" Sang Pangeran
meminta.
"Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir", ujar
Pertapa.
"Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui
3 pintu. Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu."
Sekarang pergilah sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya.
Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata "UBAHLAH
DUNIA"
"Ini memang yang kuinginkan" pikir sang Pangeran. "Karena di
dunia ini ada hal-hal yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai.
Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku"
Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia.
Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia
agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi
hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian
lainnya menentangnya.
Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.
"Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?" Tanya sang Pertapa
"Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat klakukan dengan kekuatanku
dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak
tergantung padaku" jawab Pangeran
"Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang diluar
kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya" dan sang Pertapa menghilang.
Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan "UBAHLAH
SESAMAMU"
"Ini memang keinginanku" pikirnya. "Orang-orang di sekitarku
adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan
derita, kepahitan dan frustrasi"
Dan kemudian ia mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba
mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka. Ini menjadi pertarungannya
yang kedua.
Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.
"Apa yang engkau pelajari kali ini?"
"Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku,
keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal
tersebut dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar"
"Engkau benar" Kata sang Pertapa. "Apa yang mereka bangkitkan
dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri.
Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang & bahagia dan bersyukur
pula pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi.
Karena melalui mereka lah, Kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai
dan jalan apa yang harus kau tempuh"
Kembali sang Pertapa menghilang.
Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga "UBAHLAH DIRIMU"
"Jika memang diriku sendiri lah sumber dari segala problemku, memang disanalah
aku harus mengubahnya". Ia berkata pada dirinya sendiri.
Dan ia memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya
sendiri, melawan ketidak sempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah
segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.
Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi
gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.
"Kini apa yang engkau pelajari ?"
"Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan
dan ada yang tidak bisa saya ubah"
"Itu bagus" ujar sang pertapa. "Ya" lanjut Pangeran, "tapi
saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan
diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semuai ini ? Kapan saya bisa tenang ?
Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini
!"
"Itu adalah pelajaranmu berikutnya" ujar Pertapa. Tapi sebelum itu,
balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh". Dan ia
pun menghilang.
Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat
adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi "TERIMALAH DIRIMU".
Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu tsb.
"Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta" katanya
pada dirinya sendiri.
Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya,
bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya
dan mencintainya apa adanya.
Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan
orang lain, tanpa mengadili, tanpa mencerca dirinya sendiri.
Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata "Aku belajar, bahwa membenci dan
menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah
berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara
total dan tanpa syarat."
"Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan" , ujar Pertapa. "Sekarang
engkau boleh kembali ke Pintu Kedua"
Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya "TERIMALAH
SESAMAMU"
Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai,
serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya.
Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi bisa melihat ketidaksempurnaan mereka,
kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.
Ia bertemu sang Pertapa kembali, "Aku belajar" ujarnya "Bahwa
dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan
pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari merela. Aku belajar
untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.
"Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa,
"Sekarang pergilah ke Pintu Pertama"
Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan "TERIMALAH DUNIA"
"Sungguh aneh" ujarnya pada dirinya sendiri "Mengapa saya tidak
melihatnya sebelumnya". Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang
sebelumnya berusaha ia taklukan dan ia ubah.
Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya.
Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara
pandangnya?
Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa : "Apa yang engkau pelajari sekarang
?"
"Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa Jiwaku
tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika
jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku
muram, maka dunia pun kelihatannya muram.
Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja.
Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya.
Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.
"Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa. "Sekarang
engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia" Sang pertapa pun menghilang.
Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman,
yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.
Sumber : Nomor1
Minggu, 24 November 2013
Dewan Rekomendasi Pemekaran DOB Paser
Label:
Berita
TANA PASER – Panitia Khusus (Pansus) Pemekaran
Daerah Otonomi Baru DPRD Paser melalui sidang paripurna yang digelar
Rabu (20/11) kemarin, akhirnya merekomendasikan pemekaran DOB Kabupaten
Paser Selatan.
Dalam rapat paripurna yang digelar di ruang rapat Baling Seleloi,
Ketua Pansus DOB H Syamsuddin Cukur SE menyampaikan hasil kerja Pansus
yang bekerja sejak bulan April 2013 lalu. Ada lima kesimpulan yang
dihasilkan selama delapan bulan tersebut.
“Dari hasil pembahasan terhadap dua rencana pembentukan DOB di
Kabupaten Paser, dan mengacu pada hasil rapat fraksi-fraksi di DPRD
Paser, maka Pansus merekomendasikan beberapa hal yang akan
ditindaklanjuti,” katanya.
Rekomendasi itu diantaranya, mencabut Surat Keputusan (SK) DPRD Paser
Nomor 11,12,13,14, 15, 16 dan 17 tahun 2009 tentang Persetujuan
Pembentukan DOB Paser Tengah, dikarenakan tidak mencukupi persyaratan
untuk dapat disetujui menjadi DOB sesuai dengan PP no. 78 tahun 2007
pasal 6.
“Kedua, pembentukan DOB Kabupaten Paser Tengah agar dapat ditinjau
untuk ditata kembali, sambil menunggu pemekaran kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Paser. Pansus menyetujui pembentukan DOB Paser Selatan untuk
menjadi DOB di Kabupaten Paser dengan catatan terkait penetapan ibukota
kabupaten pemekaran ditetapkan berdasarkan hasil kajian dan kesepakatan 5
kecamatan yang tercakup di DOB Paser Selatan,” bebernya.
Selain itu, pansus juga merekomendasikan dan meminta kepada Pemkab
Paser untuk secepatnya melakukan pemekaran kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Paser, seperti Kecamatan Longkali, Longikis, Kuaro, Tanah
Grogot, dan Kecamtan Pasir Belengkong.
“Pansus mengharapkan kepada semua pihak untuk dapat berkomitmen
bersama dalam menyukseskan pembentukan DOB demi kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat Paser dan menghindari tindakan anarkis atas
nama kelompok tertentu yang dapat merugikan semua pihak sesuai deklarasi
yang ditandatangani bersama kepala desa dan BPD se Kabupaten Paser pada
10 Juli 2013 lalu,” pungkas Syamsudin.
Rekomendasi persetujuan DPRD Paser terhadap DOB Paser Selatan
dituangkan dalam tujuh surat keputusan yang dibacakan Sekretaris DPRD
Paser Ir H Ishak MSi dihadapan Bupati, Wakil Bupati dan Forum Koordinasi
Pemerintah Daerah (FKPD), jajaran pejabat di lingkungan Pemkab Paser,
tokoh agama dan pemuka masyarakat, pimpinan organisasi masyarakat serta
warga yang hadir dalam rapat paripurna tersebut.
Sumber : Kaltimpost
Sumber : Kaltimpost
Langganan:
Postingan (Atom)