Pada
sabtu pagi sang ayah hendak berangkat kerja, dia mulai mengendap-ngendap keluar
kamar setelah berpakaian, setelah sampai di pintu depan dia merasa bahwa dia
telah berhasil meloloskan diri tanpa sepengetahuan pangeran kecilnya, tapi baru
sebelah kaos kakinya dipasang sudah terdengar suara sang pageran kecilnya “Ikuuuuuuuuuuuuuuutttttt…..”
disertai tangisan yang keras, itulah kebiasaan seorang ayah setiap pagi ketika
hendak berangkat kerja.
Dipeluk anaknya “Kamu nggak usah ikut sayang,
bapak bentar saja cuma mau ke sana dekat saja, nanti kalau bapak pulang, bapak
belikan mainan bagus ya, yang penting kamu tidak ikut!!”. Mendengar
kalimat itu sang anak pun terdiam dari tangisnya berharap bapaknya sebentar
lagi pulang dengan mainan kesukaannya.
Sore hari bapak baru pulang, si kecil baru
terbangun setelah tertidur kecapean menangis menunggu bapaknya pulang yang
katanya hanya sebentar, dia pun menagi mainan yang dijanjikan bapaknya “Waduh…
tadi waktu bapak lewat, tokonya lagi tutup sayang, yaa mainannya nggak bisa
dibeli”. Sang pangeran pun percaya bahwa memang mainannya tidak bisa
dibeli. Sang bapak pun merasa bahwa sudah tidak ada lagi masalah semuanya telah
teratasi hari ini.
Kesekon harinya, giliran ibu yang akan
berangkat ke pasar untuk keperluan keluarga kecilnya dalam satu minggu ke
depan, karena hanya pada hari minggu itulah sang ibu bisa belanja tanpa
mengikut sertakan sang pangerannya yang tinggal di rumah bersama bapaknya.
Tidak jauh berbeda dengan pagi kemarin sang anak lagi-lagi mengamuk ingin ikut
bersama ibunya. Sang ibu seakan tidak mau kalah, dia juga mengeluarkan jurus ampuh
dengan menjanjikan akan membelikan es cream makanan kesukaan anaknya yang
membuat pangeran kecilnya terdiam sambil melambaikan tangannya sebagai tanda
bahwa dia tidak akan ikut serta.
Lewat tengah hari sang ibu baru pulang tanpa
es cream, sang anak dengan harapan besar mendapatkan es cream hari ini
menyambut kedatanagan ibunya di depan pintu “Nanti es creamnya dibagi sama bapak
dan ibu” sahut anaknya.
“Maaf sayang, penjual es creamnya tidak ada
tadi dipasar, ibu sudah datangi semua penjual es cream, tapi semuanya tidak
ada” jawab ibunya.
“Kenapa bisa bu?” Tanya anaknya lagi.
“Kata orang-orang di pasar tadi semua penjual
es cream sudah pindah ke pasar sebelah” jawab ibunya meyakinkan.
Apakah yang akan terjadi kelak bila orang tua
sering membohongi anaknya?, sang anak tidak akan percaya lagi sama orang tuanya
dan mungkin itu juga yang membuat anaknya melawan tidak mau menuruti lagi orang
tuanya ketika sang anak sudah besar (beranjak dewasa).
Sebaiknya kita berkata jujur sama anak,
menjelaskan bahwa kita akan berangkat kerja (pasar) nanti kalau kita mau
berlibur baru boleh ikut, karena anak kecil pada hakekatnya sama seperti orang
dewasa yang bisa mengerti. Pada awalnya memang anak mungkin menangis tapi lama
kelamaan dia akan memahaminya. By Joe Fatrah