Halaman

Jumat, 10 Mei 2013

Pendidikan anak – Akibat sering berbohong kecil



Pada sabtu pagi sang ayah hendak berangkat kerja, dia mulai mengendap-ngendap keluar kamar setelah berpakaian, setelah sampai di pintu depan dia merasa bahwa dia telah berhasil meloloskan diri tanpa sepengetahuan pangeran kecilnya, tapi baru sebelah kaos kakinya dipasang sudah terdengar suara sang pageran kecilnya “Ikuuuuuuuuuuuuuuutttttt…..” disertai tangisan yang keras, itulah kebiasaan seorang ayah setiap pagi ketika hendak berangkat kerja.
Dipeluk anaknya “Kamu nggak usah ikut sayang, bapak bentar saja cuma mau ke sana dekat saja, nanti kalau bapak pulang, bapak belikan mainan bagus ya, yang penting kamu tidak ikut!!”. Mendengar kalimat itu sang anak pun terdiam dari tangisnya berharap bapaknya sebentar lagi pulang dengan mainan kesukaannya.
Sore hari bapak baru pulang, si kecil baru terbangun setelah tertidur kecapean menangis menunggu bapaknya pulang yang katanya hanya sebentar, dia pun menagi mainan yang dijanjikan bapaknya “Waduh… tadi waktu bapak lewat, tokonya lagi tutup sayang, yaa mainannya nggak bisa dibeli”. Sang pangeran pun percaya bahwa memang mainannya tidak bisa dibeli. Sang bapak pun merasa bahwa sudah tidak ada lagi masalah semuanya telah teratasi hari ini.
Kesekon harinya, giliran ibu yang akan berangkat ke pasar untuk keperluan keluarga kecilnya dalam satu minggu ke depan, karena hanya pada hari minggu itulah sang ibu bisa belanja tanpa mengikut sertakan sang pangerannya yang tinggal di rumah bersama bapaknya. Tidak jauh berbeda dengan pagi kemarin sang anak lagi-lagi mengamuk ingin ikut bersama ibunya. Sang ibu seakan tidak mau kalah, dia juga mengeluarkan jurus ampuh dengan menjanjikan akan membelikan es cream makanan kesukaan anaknya yang membuat pangeran kecilnya terdiam sambil melambaikan tangannya sebagai tanda bahwa dia tidak akan ikut serta.
Lewat tengah hari sang ibu baru pulang tanpa es cream, sang anak dengan harapan besar mendapatkan es cream hari ini menyambut kedatanagan ibunya di depan pintu “Nanti es creamnya dibagi sama bapak dan ibu” sahut anaknya.
“Maaf sayang, penjual es creamnya tidak ada tadi dipasar, ibu sudah datangi semua penjual es cream, tapi semuanya tidak ada” jawab ibunya.
“Kenapa bisa bu?” Tanya anaknya lagi.
“Kata orang-orang di pasar tadi semua penjual es cream sudah pindah ke pasar sebelah” jawab ibunya meyakinkan.
Apakah yang akan terjadi kelak bila orang tua sering membohongi anaknya?, sang anak tidak akan percaya lagi sama orang tuanya dan mungkin itu juga yang membuat anaknya melawan tidak mau menuruti lagi orang tuanya ketika sang anak sudah besar (beranjak dewasa).

Sebaiknya kita berkata jujur sama anak, menjelaskan bahwa kita akan berangkat kerja (pasar) nanti kalau kita mau berlibur baru boleh ikut, karena anak kecil pada hakekatnya sama seperti orang dewasa yang bisa mengerti. Pada awalnya memang anak mungkin menangis tapi lama kelamaan dia akan memahaminya. By Joe Fatrah